Selasa, 30 Mei 2017

MAKALAH ANALISIS INSTRUKSIONAL



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
       Sistem  Instruksional yang siap pakai adalah hasil yang diinginkan dalam hal mendesaian sistem intruksional. Dalam mencapai sistem intruksional yang siap pakai tidaklah semudah menentukan tujuan perjalanan. Kita mengetahui bahwa pendidikan itu mempunyai tujuan yang pasti, hanya tidak semua orang dapat merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dengan pendidikan yang direalisasikannya.
       Tujuan adalah keterampilan , pengetahuan, dan sikap yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan yang telah diidentifikasi. Tujuan berfokus pada apa yang dapat dilakukan sibelajar ketika usai pelajaran. Tujuan instruksional idealnya diperoleh dari proses pengkajian / penelususan kebutuhan (Need Assessment) yang menetapkan secara luas indikasi-indikasi permasalahan yang harus dipecahkan. (Dick and Carey, 2005).

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari analisis instruksional ?
2.      Apa saja macam-macam struktur analisis instruksional?
3.      Langkah apakah yang digunakan untuk melakukan analisis ?
4.      Apakah yang dimaksud dengan strategi indtruksional?

C.    Tujuan Makalah
1.      Mengetahui pengertian dari analisis instruksional.
2.      Mengetahui macam-macam struktur analisis instruksional.
3.      Mengetahui langkah-langkah dalam melakukan analisis instruksional.
4.      Mengetahui strategi instruksional.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Analisis Instruksional
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Analisis Adalah Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Sedangkan analisis intruksional dapat didefinisikan sebagai tahapan proses yang merupakan keseluruhan dari pemaparan bagaimana perancang menentukan komponen utama dari tujuan instruksional melalui kegunaan analisis tujuan (goal analysis), dan bagaimana setiap langkah dalam tujuan tersebut dapat dianalisis untuk mengidentifikasi keterampilan subordinate atau keterampilan prasyarat. (Dick and Carey 2005).
Suparman mendefinisikan analisis instruksional sebagai proses yang menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis.1)
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis instruksional adalah proses penjabaran dari perilaku umum ke perilaku khusus dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk mengidentifikaasi perilaku-perilaku khusus yang dapat menggambarkan perilaku umum secara lebih terperinci, logis dan sistematis.
Yang dimaksud tersusun secara logis dan sistematis adalah tahapan apa yang seharusnya dilakukan terlebih dahulu ditinjau dari berbagai alasan seperti karena kedudukannya sebagai perilaku prasyarat, prilaku yang menurut urutan fisik berlangsung lebih dahulu, perilaku yang menurut proses psikologi muncul lebih dahulu atau kronologis terjadi lebih awal.

 

1)dudungabdu.wordpress.com/2011/12/09/2-melakukan-analisis-pembelajaran/ . Diakses pada 1 Maret 2017

B.     Macam-macam Struktur Analisis Instruksional
Dalam melakukan analisis, terdapat beberapa macam struktur analisis diantaranya sebagai berikut :
1.      Struktur Hirarki (hierarchial approach)
Adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan Struktur ini adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain. Misalnya, perilaku B hanya dapat dipelajari apabila siswa telah dapat melakukan perilaku A. Contoh singkatnya seperti kedudukan perilaku memahami penulisan kalimat pernyataan dengan menggunakan tanda baca penutup yang tepathanya dapat diketahui dengan cara mengetahui terlebih dahulu kalimat pernyataan dengan tanda baca penutup yang tepat. Pemilihan tanda baca penutup yang tepat dalam kalimat pernyataan dan mengklasifikasikan sebuah kalimat lengkap sebagai kalimat pernyataan.
2.      StrukturProsedural
Adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan satu seri urutan perilaku tetapi tidak ada perilaku yang menjadi prasyarat untuk yang lain. Walaupun perilaku khusus dilakukan berurutan untuk dapat melakukan perilaku umum, tetapi setiap perilaku dapat dipelajari secara terpisah.
Misalnya, Dalam menggunakan OHP, ada tiga perilaku khusus yang terstruktur secara prosedural
a.       Menempatkan transparansi diatas OHP
b.      Menyalakan OHP
c.       Mengatur focus
Siswa dapat mempelajari cara mengatur focus terlebih dahulu. Pada kesempatan lain ia belajar menempatkan transparansi diatas OHP dan kemudian menyalakannya.
3.      Struktur Pengelompokan
Adalah perilaku-perilaku khusus yang tidak mempunyai ketergantungan antara satu dengan yang lainnya walaupun semuanya berhubungan. Dalam keadaan seperti itu, garis penghubung antara perilaku-perilaku khusus yang satu dengan yang lain tidak diperlukan.
4.      Struktur Kombinasi
            Adalah perilaku khusus sebagian tersebar akan terstruktur secara kombinasi antara struktur hirarkial, procedural dan pengelompokan.2)

C.     Langkah Praktek Melaksanakan Analisis Instruksional
       Dalam melaksanakan analisis instruksional, ada beberapa langkah-langkah yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Menuliskan perilaku umum yang telah ditulis dalam TIU untuk mata pelajaran yang dikembangkan
2.      Menuliskan setiap perilaku khusus yang menjadi bagian dari perilaku umum tersebut. Jumlah perilaku khusus setiap perilaku berkisar 1-5 buah dan dapat ditambah jika diperlukan
3.      Menyusun perilaku khusus yang paling dekat sampai yang jauh hubungannya  dengn perilaku umum dalam suatu daftar
4.      Menambah atau mengurangi perilaku tersebut jika diperlukan
5.      Menulis setiap perilaku khusus dalam suatu lembar kartu atau kertas ukuran 3x5 cm
6.      Menyusun kartu tersebut diatas meja dan menempatkannya dalam struktur hirarkial, prosedural atau pengelompokan menurut kedudukan masing-masing terhadap kartu yang lain.
7.      Letakkan kartu-kartu tersebut sejajar atau horizontal untuk perilaku-perilaku yang menyerupai struktur prosedural dan pengelompokan serta letakkan secara vertical untuk perilaku-perilaku yang hirarkial
8.      Jika perlu,  tambahkan dengan perilaku khusus lain yang dianggap perlu atau dikurangi bila dianggap lebih


2)  Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008 hlm. 89

9.      Menggambarkan letak perilaku-perilaku tersebut dalam kotak-kotak
10.  Meneliti kemungkinan menghubungkan perilaku umum yang satu dan yang lain
11.  Memberi nomor urut pada setiap perilaku khusus dimuali dari yang terjauh sampai yang terdekat dengan perilaku umum. Pemberian nomor akan menunjukkan urutan perilaku tersebut.
12.  Mengkombinasikan atau mendiskusikan bagan yang telah disusun dengan memperhatikan:
a.       Lengkap tidaknya perilaku khusus sebagai penjabaran dari setiap perilaku umum
b.      Logis tidaknya dari perilaku-perilaku khusus menuju perilaku umum
c.       Struktur hubungan perilaku-perilaku khusus tersebut (hirarkial, presedural, pengelompokan atau kombinasi)3)

D.    Strategi Instruksional
Strategi instruksional adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk memfasilitasi siswa dalam belajar. Dick dan Carey (1985) mengatakan bahwa suatu strategi instruksional menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Ia menyebutkan ada lima komponen umum dari strategi instruksional, yaitu:
1.    Kegiatan pra-instruksional
2.    Penyajian informasi
3.    Partisipasi siswa
4.    Test
5.    Tindak lanjut


3) Abdullah ldi,Pengembangan Kurikulum,Jakarta: Gaya Media Pratama,1999.hlm 13
Kelima komponen tersebut bukanlah satu-satunya rumusan strategi instruksional. Gagne dan Briggs (1979) menyebutkan ada sembilan urutan kegiatan instruksional, yaitu:
1.    Memberi motivasi atau menarik perhatian
2.    Menjelaskan tujuan instruksional
3.    Mengingatkan kompetensi prasyarat
4.    Memberi stimulus (masalah, topik, konsep)
5.    Memberi petunjuk belajar
6.    Menimbulkan penampilan siswa
7.    Memberi umpan balik
8.    Menilai penampilan
9.    Menyimpulkan
Dengan demikian, strategi instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan. Dalam setiap pemilihan strategi instruksional para pengajar perlu mempertimbangkan seberapa jauh strategi yang disusun itu didukung dengan teori-teori psikologi dan teori instruksional yang ada dan seberapa jauh strategi yang disusun itu efektif dalam membuat siswa mencapai tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Karena strategi instruksional disusun untuk mencapai tujuan instruksional tertentu, maka ia harus disusun sesuai dengan TIK (Tujuan Instruksioanl Khusus) 4)
Dalam penyusunan strategi instruksional, terdapat beberapa komponen utama yang terkandung didalamnya, yaitu: urutan kegiatan instruksional, metode, media, dan waktu.
Komponen utama  yang pertama ialah  urutan kegiatan instruksional, yang terdiri dari beberapa komponen yaitu pendahuluan, penyajian, dan penutup.
4) Ibid, hlm. 15
Komponen pendahuluan terdiri dari tiga langkah, sebagai berikut:
1.    Penjelasan singkat tentang isi pelajaran.
2.    Penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman siswa.
3.    Penjelasan tentang tujuan instruksional.
Komponen penyajian terdiri atas tiga langkah, yaitu:
1.    Uraian.
2.    Contoh.
3.    Latihan.
Komponen penutup terdiri dari dua langkah, yaitu:
1.    Tes formatif dan umpan balik.
2.    Tindak lanjut .
Komponen utama kedua, yaitu metode instuksional, terdiri dari berbagai macam metode yang digunakan dalam setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Dalam setiap langkah tersebut memungkinan satu atau beberapa metode dilakukan secara bersamaan bahkan beberapa langkah mungkin menggunakan metode yang sama.
Komponen utama ketiga, yaitu media instruksional, berupa media cetak atau media audiovisual yang digunakan pada setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Seperti halnya penggunaan metode instruksional, mungkin beberapa media digunakan pada suatu langkah atau satu media digunakan pada beberapa langkah.
Media digunakan karena memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut  :
1.         Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi lebih besar.
2.         Menyajikan benda atau peristiwa yang terletak jauh dari mahasiswa ke hadapan mahasiswa.
3.         Menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung dengan sangat cepat atau sangat lambat menjadi lebih sistematis dan sederhana.
4.         Menampung sejumlah besar mahasiswa untuk mempelajari materi pelajaran dalam waktu yang sama.
5.         Menyajikan benda atau peristiwa berbahaya ke hadapan mahasiswa.
6.         Meningkatkan daya tarik pelajaran dan perhatian mahasiswa.
7.         Meningkatkan sistematikan pengajaran.
Komponen utama keempat, yaitu waktu, jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh pengajar dan mahasiswa untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Menghitung jumlah waktu yang digunakan oleh pengajar menjadi sangat penting bagi pengajar sendiri dalam mengelola kegiatan instruksional. Sedangkan menghitung jumlah waktu yang dibutuhkan mahasiswa penting bagi mahasiswa sebagai petunjuk dalam mengelola waktu belajarnya..5)










5) Sadiman, Arief. Media Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.. 2009. hlm. 57


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sebelum menghasilkan suatu sistem instruksional yang siap pakai haruslah melalui tahap-tahap yang ditentukan agar hasil yang didapat lebih berkualitas dan tujuan yang direalisasikan dapat tercapai secara  maksimal. Salah satu tahap yang tidak kalah pentingnya adalah analisis intruksional, Analisis intruksional adalah suatu prosedur dalam mengidentifikasi kompetensi yang harus dikuasai siswa dengan menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis untuk mencapai tujuan instruksional.
Kegiatan analisis instruksional merupakan proses penjabaran perilaku umum ke perilaku khusus yang tersusun secara logis. Dalam menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus terdapat empat macam susunan yaitu struktur hierarkial, procedural, pengelompokan dan struktur kombinasi.
B.     Saran
Kiranya para pendidik menggunakan tahap demi tahap dalam menganalisis instruksional secara teliti sehingga kebutuhan siswa dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang kita inginkan.







DAFTAR PUSTAKA

Reigeluth, Charles M.,. Instructional Design Theories and Models. New York: Taylor and Francis Publisher. 2009
Sadiman, Arief. S.. Media Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2009
Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Rosda. 2014
Usman, M. Basyirudin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta : Ciputat pers. 2002.
dudungabdu.wordpress.com/2011/12/09/2-melakukan-analisis-pembelajaran/ . Diakses pada 1 Maret 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar