BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Instruksional yang siap pakai adalah hasil
yang diinginkan dalam hal
mendesaian sistem intruksional. Dalam mencapai sistem intruksional yang siap
pakai tidaklah semudah menentukan tujuan perjalanan. Kita mengetahui bahwa
pendidikan itu mempunyai tujuan yang pasti, hanya tidak semua orang dapat
merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dengan pendidikan yang
direalisasikannya.
Tujuan adalah
keterampilan , pengetahuan, dan sikap yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan
yang telah diidentifikasi. Tujuan berfokus pada apa yang dapat dilakukan
sibelajar ketika usai pelajaran. Tujuan instruksional idealnya diperoleh dari
proses pengkajian / penelususan kebutuhan (Need Assessment) yang menetapkan secara
luas indikasi-indikasi permasalahan yang harus dipecahkan. (Dick and Carey,
2005).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian
dari analisis instruksional ?
2.
Apa saja
macam-macam struktur analisis instruksional?
3.
Langkah apakah yang
digunakan untuk melakukan analisis ?
4.
Apakah yang
dimaksud dengan strategi indtruksional?
C.
Tujuan Makalah
1.
Mengetahui
pengertian dari analisis instruksional.
2.
Mengetahui
macam-macam struktur analisis instruksional.
3.
Mengetahui
langkah-langkah dalam melakukan analisis instruksional.
4.
Mengetahui strategi
instruksional.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Analisis Instruksional
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Analisis Adalah
Penguraian suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar
bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Sedangkan analisis intruksional dapat didefinisikan sebagai
tahapan proses yang merupakan keseluruhan dari pemaparan bagaimana perancang
menentukan komponen utama dari tujuan instruksional melalui kegunaan analisis
tujuan (goal analysis), dan bagaimana
setiap langkah dalam tujuan tersebut dapat dianalisis untuk mengidentifikasi
keterampilan subordinate atau keterampilan prasyarat. (Dick and Carey 2005).
Suparman
mendefinisikan analisis
instruksional sebagai proses yang menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku
khusus yang tersusun secara logis dan sistematis.1)
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis instruksional
adalah proses penjabaran dari perilaku umum ke perilaku khusus dimana kegiatan
tersebut bertujuan untuk mengidentifikaasi perilaku-perilaku khusus yang dapat
menggambarkan perilaku umum secara lebih terperinci, logis dan sistematis.
Yang
dimaksud tersusun secara logis dan sistematis adalah tahapan apa yang
seharusnya dilakukan terlebih dahulu ditinjau dari berbagai alasan seperti
karena kedudukannya sebagai perilaku prasyarat, prilaku yang menurut urutan
fisik berlangsung lebih dahulu, perilaku yang menurut proses psikologi muncul
lebih dahulu atau kronologis terjadi lebih awal.
1)dudungabdu.wordpress.com/2011/12/09/2-melakukan-analisis-pembelajaran/
. Diakses pada 1 Maret 2017
B.
Macam-macam Struktur Analisis Instruksional
Dalam melakukan analisis, terdapat beberapa macam struktur analisis diantaranya
sebagai berikut :
1.
Struktur Hirarki
(hierarchial approach)
Adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan Struktur
ini adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa perilaku hanya dapat
dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain. Misalnya, perilaku B hanya
dapat dipelajari apabila siswa telah dapat melakukan perilaku A. Contoh singkatnya
seperti kedudukan perilaku memahami penulisan kalimat pernyataan dengan
menggunakan tanda baca penutup yang tepathanya dapat diketahui dengan cara
mengetahui terlebih dahulu kalimat pernyataan dengan tanda baca penutup yang
tepat. Pemilihan tanda
baca penutup yang tepat dalam kalimat pernyataan dan mengklasifikasikan sebuah
kalimat lengkap sebagai kalimat pernyataan.
2.
StrukturProsedural
Adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan satu
seri urutan perilaku tetapi tidak ada perilaku yang menjadi prasyarat untuk yang
lain. Walaupun
perilaku khusus dilakukan berurutan untuk dapat melakukan perilaku umum, tetapi
setiap perilaku dapat dipelajari secara terpisah.
Misalnya, Dalam menggunakan OHP, ada tiga perilaku khusus yang
terstruktur secara prosedural
a.
Menempatkan
transparansi diatas OHP
b.
Menyalakan
OHP
c.
Mengatur
focus
Siswa dapat mempelajari cara mengatur focus terlebih dahulu. Pada
kesempatan lain ia belajar menempatkan transparansi diatas OHP dan kemudian
menyalakannya.
3. Struktur Pengelompokan
Adalah perilaku-perilaku khusus yang tidak mempunyai ketergantungan
antara satu dengan yang lainnya walaupun semuanya berhubungan. Dalam keadaan
seperti itu, garis penghubung antara perilaku-perilaku khusus yang satu dengan
yang lain tidak diperlukan.
4.
Struktur Kombinasi
Adalah perilaku
khusus sebagian tersebar akan terstruktur secara kombinasi antara struktur
hirarkial, procedural dan pengelompokan.2)
C. Langkah Praktek Melaksanakan Analisis Instruksional
Dalam melaksanakan analisis instruksional, ada beberapa
langkah-langkah yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menuliskan perilaku umum yang telah ditulis
dalam TIU untuk mata pelajaran yang dikembangkan
2. Menuliskan setiap perilaku khusus yang menjadi
bagian dari perilaku umum tersebut. Jumlah perilaku khusus setiap perilaku berkisar
1-5 buah dan dapat ditambah jika diperlukan
3. Menyusun perilaku khusus yang paling dekat sampai
yang jauh hubungannya dengn perilaku
umum dalam
suatu daftar
4. Menambah atau mengurangi perilaku tersebut jika diperlukan
5. Menulis setiap perilaku khusus dalam suatu
lembar kartu atau kertas ukuran 3x5 cm
6. Menyusun kartu tersebut diatas meja dan menempatkannya dalam struktur hirarkial,
prosedural atau pengelompokan menurut kedudukan masing-masing terhadap kartu
yang lain.
7. Letakkan kartu-kartu tersebut sejajar atau
horizontal untuk perilaku-perilaku yang menyerupai struktur prosedural dan
pengelompokan serta letakkan secara vertical untuk perilaku-perilaku yang
hirarkial
8. Jika perlu,
tambahkan dengan perilaku khusus lain yang dianggap perlu atau dikurangi
bila dianggap lebih
2) Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara,
2008 hlm. 89
9. Menggambarkan letak perilaku-perilaku tersebut
dalam kotak-kotak
10. Meneliti kemungkinan menghubungkan perilaku
umum yang satu dan yang lain
11. Memberi nomor urut pada setiap perilaku khusus
dimuali dari yang terjauh sampai yang terdekat dengan perilaku umum. Pemberian
nomor akan menunjukkan urutan perilaku tersebut.
12. Mengkombinasikan atau mendiskusikan bagan yang
telah disusun dengan memperhatikan:
a. Lengkap tidaknya perilaku khusus sebagai
penjabaran dari setiap perilaku umum
b. Logis tidaknya dari perilaku-perilaku khusus
menuju perilaku umum
c. Struktur hubungan perilaku-perilaku khusus
tersebut (hirarkial, presedural, pengelompokan atau kombinasi)3)
D. Strategi Instruksional
Strategi
instruksional adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk memfasilitasi siswa dalam
belajar. Dick dan Carey (1985) mengatakan bahwa suatu strategi instruksional
menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu prosedur-prosedur yang akan
digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar
tertentu pada siswa. Ia menyebutkan ada lima komponen umum dari strategi
instruksional, yaitu:
1. Kegiatan pra-instruksional
2. Penyajian informasi
3. Partisipasi siswa
4. Test
5. Tindak lanjut
3)
Abdullah ldi,Pengembangan Kurikulum,Jakarta:
Gaya Media Pratama,1999.hlm 13
Kelima
komponen tersebut bukanlah satu-satunya rumusan strategi instruksional. Gagne
dan Briggs (1979) menyebutkan ada sembilan urutan kegiatan instruksional,
yaitu:
1. Memberi motivasi atau menarik
perhatian
2. Menjelaskan tujuan instruksional
3. Mengingatkan kompetensi prasyarat
4. Memberi stimulus (masalah, topik,
konsep)
5. Memberi petunjuk belajar
6. Menimbulkan penampilan siswa
7. Memberi umpan balik
8. Menilai penampilan
9. Menyimpulkan
Dengan
demikian, strategi instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang
digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang
telah ditentukan. Dalam setiap pemilihan strategi instruksional para pengajar
perlu mempertimbangkan seberapa jauh strategi yang disusun itu didukung dengan
teori-teori psikologi dan teori instruksional yang ada dan seberapa jauh
strategi yang disusun itu efektif dalam membuat siswa mencapai tujuan
instruksional yang telah ditetapkan. Karena strategi instruksional disusun
untuk mencapai tujuan instruksional tertentu, maka ia harus disusun sesuai
dengan TIK (Tujuan Instruksioanl Khusus) 4)
Dalam penyusunan strategi instruksional, terdapat
beberapa komponen utama yang terkandung didalamnya, yaitu: urutan kegiatan instruksional,
metode, media, dan waktu.
Komponen
utama yang pertama ialah urutan kegiatan instruksional, yang terdiri dari beberapa
komponen yaitu pendahuluan, penyajian, dan penutup.
4) Ibid, hlm. 15
Komponen
pendahuluan terdiri dari tiga langkah, sebagai berikut:
1. Penjelasan singkat tentang isi
pelajaran.
2. Penjelasan relevansi isi pelajaran
baru dengan pengalaman siswa.
3. Penjelasan tentang tujuan
instruksional.
Komponen penyajian terdiri atas tiga
langkah, yaitu:
1. Uraian.
2. Contoh.
3. Latihan.
Komponen
penutup terdiri dari dua langkah, yaitu:
1. Tes formatif dan umpan balik.
2. Tindak lanjut .
Komponen
utama kedua, yaitu metode instuksional, terdiri dari berbagai macam metode yang
digunakan dalam setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Dalam setiap
langkah tersebut memungkinan satu atau beberapa metode dilakukan secara
bersamaan bahkan beberapa langkah mungkin menggunakan metode yang sama.
Komponen
utama ketiga, yaitu media instruksional, berupa media cetak atau media
audiovisual yang digunakan pada setiap langkah pada urutan kegiatan
instruksional. Seperti halnya penggunaan metode instruksional, mungkin beberapa
media digunakan pada suatu langkah atau satu media digunakan pada beberapa
langkah.
Media
digunakan karena memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai berikut :
1.
Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh
mata menjadi lebih besar.
2.
Menyajikan benda atau peristiwa yang terletak jauh dari
mahasiswa ke hadapan mahasiswa.
3.
Menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung
dengan sangat cepat atau sangat lambat menjadi lebih sistematis dan sederhana.
4.
Menampung sejumlah besar mahasiswa untuk mempelajari materi
pelajaran dalam waktu yang sama.
5.
Menyajikan benda atau peristiwa berbahaya ke hadapan
mahasiswa.
6.
Meningkatkan daya tarik pelajaran dan perhatian mahasiswa.
7.
Meningkatkan sistematikan pengajaran.
Komponen
utama keempat, yaitu waktu, jumlah waktu dalam menit yang dibutuhkan oleh
pengajar dan mahasiswa untuk menyelesaikan setiap langkah pada urutan kegiatan
instruksional. Menghitung jumlah waktu yang digunakan oleh pengajar menjadi
sangat penting bagi pengajar sendiri dalam mengelola kegiatan instruksional. Sedangkan
menghitung jumlah waktu yang dibutuhkan mahasiswa penting bagi mahasiswa sebagai
petunjuk dalam mengelola waktu belajarnya..5)
5) Sadiman, Arief. Media Pendidikan.
Jakarta : Raja Grafindo Persada.. 2009. hlm. 57
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum menghasilkan suatu sistem instruksional yang siap pakai
haruslah melalui tahap-tahap yang ditentukan agar hasil yang didapat lebih
berkualitas dan tujuan yang direalisasikan dapat tercapai secara maksimal. Salah satu tahap yang tidak kalah
pentingnya adalah analisis intruksional, Analisis intruksional adalah suatu
prosedur dalam mengidentifikasi kompetensi yang harus dikuasai siswa dengan
menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis
dan sistematis untuk mencapai tujuan instruksional.
Kegiatan analisis instruksional merupakan proses penjabaran
perilaku umum ke perilaku khusus yang tersusun secara logis. Dalam menjabarkan
perilaku umum menjadi perilaku khusus terdapat empat macam susunan yaitu struktur
hierarkial, procedural, pengelompokan dan struktur kombinasi.
B. Saran
Kiranya
para pendidik menggunakan tahap demi tahap dalam menganalisis instruksional
secara teliti sehingga kebutuhan siswa dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang
kita inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Reigeluth,
Charles M.,. Instructional Design Theories and Models. New York: Taylor
and Francis Publisher. 2009
Sadiman, Arief.
S.. Media Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo
Persada. 2009
Hamzah B. Uno. Model
Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Rosda. 2014
Usman, M.
Basyirudin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta : Ciputat pers.
2002.
dudungabdu.wordpress.com/2011/12/09/2-melakukan-analisis-pembelajaran/
. Diakses pada 1 Maret 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar