Rabu, 26 Juni 2019

PTK


BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, setiap siswa perlu dibekali pendidikan yang cukup supaya tidak mengalami kesulitan dalam permasalahan hidup. Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

Dalam pembelajaran di sekolah dasar, guru sangat berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dapat ditingkatkan melalui peningkatan motivasi, pemahaman materi dan latihan yang berkesinambungan. Motivasi merupakan dorongan atau kemampuan untuk melakukan suatu kegiatan belajar agar tercapai tujuan yang diharapkan, sehingga fungsi motivasi adalah sebagai pendorong, penggerak dan pengarah kegiatan siswa dalam belajar

Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1.     Tekun menghadapi tugas.
2.     Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (untuk orang dewasa)
3.     Lebih senang bekerja mandiri.
4.     Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
5.     Dapat mempertahankan pendapatnya.
6.     Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
7.     Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.[1])   
 
Motivasi yang ada pada diri seseorang terdiri dari tiga tingkatan yaitu :
1.     Tingkatan tinggi
Seseorang tekun menghadapi tugas, ulet menghadapai kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah.
2.     Tingkatan sedang
Seseorang kurang tekun mengahdapi tugas, kurang ulet menghadapi kesulitan, kurang menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, kurang senang bekerja mandiri, kurang cepat bosan pada tugas- tugas yang rutin, kurang dapat mempertahankan pendapatnya, kurang mudah melepaskan hal yang diyakini, kurang senang mencari dan melepaskan masalah.
3.     Tingkatan rendah
Seseorang tidak tekun menghadapi tugas, tidak ulet menghadapi kesulitan, tidak menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah tidak senang bekerja mandiri, tidak cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, tidak dapat mempertahankan pendapatnya, mudah melepaskan hal yang diyakini, tidak senang mencari dan memecahkan masalah.[2])
Selama melaksanakan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV di SD Negeri 1 Kibang Budi Jaya, peneliti juga guru Pendidikan Agama Islam menyadari masih banyak kekurangan terhadap proses pembelajaran yang sering atau biasa dilaksanakan. Hal ini berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Berdasarkan catatan peneliti, hasil tes formatif (ulangan harian) Pendidikan Agama islam kelas IV pada tahun ajaran 2016/2017 di SD 1 Negeri Kibang Budi Jaya menunjukkan nilai rata-rata ulangan siswa adalah 6,5.
Sebagai tindak lanjut, peneliti yang juga sebagai guru meminta bantuan teman sejawat untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil pengamatan selama mengajar dan informasi yang didapat dari teman sejawat diketahui bahwa suasana kondusif perlu diciptakan oleh guru sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran dari awal hinga akhir. Guru harus bias merubah kebiasan lama siswa yang pasif menjadi kebiasaan baru yang aktif dalam pembelajaran. Melalui pengamatan dan observasi yang dilakukan oleh guru (peneliti) dapat diperoleh data tentang motivasi belajar yang dimiliki oleh para siswa pada setiap kelas Berikut ini adalah motivasi belajar yang ada di SD 1 Negeri Kibang Budi Jaya pada masing- masing kelas:
1.      Kelas 1
Siswa kelas 1 memiliki motivasi belajar yang tinggi, diwujudkan dengan selalu memperhatikan penjelasan dari guru dan tekun dalam mengerjakan tugas. Setiap ada tugas selalu dikumpulkan tepat waktu.
2.      Kelas 2
Siswa kelas 2 sebagian besar siswa berantusias dalam mengerjakan tugas dari guru dan bekerja secara mandiri. Setiap tugas dikerjakan dengan waktu yang lebih cepat dan mereka mengerjakannya dengan kemampuan sendiri.
3.      Kelas 3
Siswa kelas 3 dapat menyelesaikan tugas dengan cepat, bekerja secara mandiri dan dapat memecahkan masalah. Apabila menemukan masalah dapat menyelesaikan dengan mencari dari buku sumber lain, bertanya kepada guru dan anggota keluarganya.
4.      Kelas 4
Siswa kelas 4 tidak tekun dalam melaksanakan tugas, menyelesaikan tugas dalam waktu yang lama dan sebagian besar siswa menggantungkan teman yang lain dalam menyelesaikan tugas. Ada sebagian siswa yang mengerjakan tugas hanya sekedarnya saja.[3]) 
5.      Kelas 5
Siswa kelas 5 sudah siap dalam menerima pelajaran dari guru dan bersemangat dalam mengerjakan tugas. Apabila mendapat tugas dari guru, mereka mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan dapat mencapai nilai yang baik. Tugas dapat diselesaikan sesuaia dengan batas waktu yang telah ditentukan.
6.      Kelas 6
Siswa kelas 6 mempunyai kesadaran belajar yang tinggi dibandingkan dengan kelas-kelas yang lain karena akan menghadapi ujian sekolah.
Pelajaran Pendidikan Agama Islam termasuk pelajaran penting, harapan orang tua siswa adalah supaya anak-anaknya dibina dan dibekali mengenai agama Islam agar kelak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Usaha peningkatan motivasi belajar dapat dilakukan dengan cara memberi pujian, hadiah, ulangan, praktik langsung atau pemberian tugas pekerjaan rumah. Dengan adanya tugas tersebut, akan melibatkan siswa secara langsung dalam menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sehingga dapat mendorong motivasi belajar. Di samping itu dengan adanya pemberian tugas tentunya mengulang apa yang diterima di sekolah dan memberikan latihan-latihan yang lebih mendalam sehingga lebih menguasai materi pelajaran yang telah diterimanya
Tanpa adanya latihan-latihan tertentu, pemahaman siswa terhadap materi pelajaran akan kurang, seperti yang dikatakan oleh Miftah Thoha bahwa : hukum latihan atau hukum guna tidak guna, menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dan respon dapat juga ditimbulkan atau didorong melalui latihan yang berulang kali. Dari kenyataan dapat pula ditarik kesimpulan bahwa hubungan stimulus dan respon dapat melemah seandainya tidak dilatih atau dilakukan berulang kali. Dalam hal ini stimulus adalah proses belajar di sekolah dan respon adalah pekerjaan atau tugas-tugas.[4])
Pemberian tugas tersebut dapat mendorong siswa untuk giat latihan. Kendala-kendala yang biasanya muncul dalam pemberian tugas antara lain ada siswa yang tidak mau mengerjakan, ada yang tidak senang mengerjakan tugas. Untuk itu guru perlu mengupayakan agar siswa mau, senang dan mampu mengerjakan tugas, sehingga dapat mengurangi kegagalan dalam memahami materi pelajaran dan dapat meningkatkan motivasi untuk belajar.
Usaha guru dalam mengatasi kendala yang mungkin timbul adalah dengan dijelaskan secara individu dan diberikan motivasi untuk mau mengerjakan dengan ditunjukkan untung ruginya adanya pemberian tugas. Apabila diketahui adanya pemberian tugas belum ada pemahaman, maka guru mencari sebabnya kemudian memberi penjelasan dan memotivasi agar siswa mampu mengerjakan tugas.
Pemberian tugas merupakan sarana untuk memotivasi siswa agar berperan aktif dalam proses kegiatan belajar. Maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan masalah “Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kibang Budi Jaya ”.
 B.    Rumusan Masalah 
      Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1.      Metode apa saja yang dapat meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kibang Budi Jaya?
2.      Apakah pemberian tugas dapat meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Kibang Budi Jaya?
C.    Tujuan Penelitian 
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan diantaranya:
1.      Mengetahui Metode apa saja yang dapat meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kibang Budi Jaya
2.      Mengetahui Apakah pemberian tugas dapat meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Kibang Budi Jaya

D.    Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.           Bagi guru, dapat memberi masukan dalam usaha meningkatkan belajar pada siswanya dalam rangka meningkatkan prestasi pada siswanya.
2.         Bagi Kepala Sekoah, dapat memberi masukan dalam rangka memotivasi guru-guru untuk meningkatkan hasil belajar sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya.
3.         Bagi peneliti, dapat mengetahui secara pasti bahwa pemberian tugas dapat meningkatkan motivasi belajar.
4.         Bagi siswa, dapat memberikan latihan atau pengulangan materi pelajaran yang diberikan pada kegiatan belajar mengajar

E.    Batasan Masalah
1.      Metode yang dapat meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kibang Budi Jaya
2.      Faktor-faktor dapat meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kibang Budi Jaya
  
F.     Penelitian Yang Relevan

Ada beberapa penelitian yang membahas tentang metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam antara lain:

1.      Penelitian Saudara Suardi, tahun 2000, Fakultas Tarbiyah UII yang berjudul Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa SMA Kolombo Yogyakarta. Penelitian ini membahas tentang seberapa jauh pengaruh motivasi terhadap prestasi siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam. Pengaruh tersebut memang tidak begitu besar, karena prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk motivasi belajar. Apabila motivasi belajar siswa dapat ditumbuhkan dan dikembangkan, maka akan dapat memperoleh prestasi belajar yang baik pula.[5])

2.      Penelitian Saudari Musrifah, tahun 2008, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas I SD Muhammadiyah Mlangi Yogyakarta. Penelitian ini membahas tentang usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi masalah pelaksanaan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Mlangi Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan teknik analisis diskriptif dan bersifat kualitatif. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang bervariasi akan meningkatkan ketertarikan peserta didik terhadap materi pelajaran.

Dari kedua skripsi yang penulis kemukakan di atas jelas berbeda dengan skripsi yang penulis susun dengan judul “Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam melalui pemberian tugas pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kibang Budi Jaya.” Dalam skripsi ini membahas mengenai metode pemberian tugas yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam (peneliti) untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Kibang Budi Jaya.[6])



[1]) Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung ; Alma ’arif , 1987, hal. 23
[2]) Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2003, hal.83
[3] ) Miftah Thoha, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Alma ’arif , 1987, hal. 56
[4]) Miftah Thoha, Perilaku Organisasi Pendidikan Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta : Rajawali, 1983, hal. 56
[5]) Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru .Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995), hal.89
[6] ) Ibid.,  hal.100

#EdisiLebaran